Kamis, 21 Juli 2022

KENAPA HARUS PURA-PURA TIDAK TAHU?

PURA-PURA TIDAK TAHU

Saya termasuk orang yang suka pura-pura tak tahu jika :

Ada yang diam-diam membicarakan di belakang. 
Ada yang membenci lalu mencaci maki.
Ada yang sindir menyindir dengan emosi. 
Atau hal buruk lainnya.. 



Untuk melatih diri membingkai sesuatu dengan lebih sederhana. 

Dibenci tak perlu balik membenci. 
Dihina tak perlulah balik menghina. 
Diomongin tak perlu ikut gosip
Diblackcampaign nggak perlu ikut ngeblackcampaign. 

Dan dengan pura-pura tak tahu,
EFEKTIF membuat hati lebih stabil bahkan tetap bisa menjalin keakraban.
timbangan naik karena hati tenang dan sekarang berprinsip masa bodo.
Ga selalu hati org yg kita jaga.kita harus lebih menjaga hati kita sendiri.yang biasanya susah berkata `TIDAK´ sekarang pelan2 saya rubah.saya akan mengutarakan jika saya suka maupun tidak suka. .ini hidup mu.kalau bukan diri sendiri yang merubahnya siapa lagi 
๐Ÿ˜‡

Dan percayalah..
Kita takkan bisa MENGUBAH PERSEPSI ORANG PADA DIRI KITA TAPI KITA BISA MENGUBAH CARA PANDANG KITA TERHADAP ORANG LAIN, TENTU DENGAN LEBIH POSITIF! 

Mengubah cara kita menghadapi kondisi yang terjadi, menjadi lebih sederhana itu amat melegakan

Jumat, 15 Juli 2022

Bagaimana cara efektif mengubah seseorang yang bebal dan tidak bisa diatur?

Jangan mengatur orang bebal. Beri mereka kebebasan mengatur hidupnya sendiri. Lahh kenapa??

Karenaaa

Orang bebal kalau sudah Anda tundukkan tidak akan punya semangat hidup lagi. Percaya deh. Dia akan jadi boneka yang sepenuhnya bergantung pada Anda. Sekali Anda lepas tangan, dia tergeletak tak berdaya.

Berikan orang yang tidak bisa diatur ini kebebasan untuk menentukan aturannya sendiri. Selama dia terbukti mampu, kenapa harus diatur orang lain?

Pada suatu waktu, Anda akan menghadapi seseorang yang memilih mengabaikan fakta atau enggan mencarinya. Ketidakpedulian atau kebebalan orang tersebut tentunya dapat membuat Anda kesal. Jika perilaku tersebut tetap ia tunjukkan atau Anda (terpaksa) harus meluangkan banyak waktu dengannya, tentunya akan sulit bagi Anda untuk menghadapinya. Akan tetapi, Anda bisa mencegah kebebalannya agar tidak mengganggu dengan mengendalikan reaksi Anda sendiri dan berkomunikasi dengannya


Abaikan orang tersebut. Jika ia membuat Anda terganggu, Anda bisa mengabaikannya. [1] Hal seperti itu bisa Anda lakukan, terutama jika orang tersebut hanya ingin membuat Anda kesal atau memulai perdebatan.

  • Cukup abaikan atau jangan memberinya tanggapan. Jika Anda sedang bersama beberapa orang yang lain, alihkan perhatian Anda pada orang lain.  
  • Menjauhlah darinya. Terkadang Anda hanya perlu menjauh dari orang yang bebal agar Anda tidak merasa terganggu olehnya. Terlebih lagi, ketika Anda menjauh saat ia mengatakan sesuatu yang bodoh, Anda memberinya pesan secara jelas bahwa sudut pandangnya tidak bisa diterima.
    • Anda bisa mengabaikan komentarnya, bahkan ketika Anda menghadapinya di internet atau media sosial. Biasanya, Anda bisa memblokir pengguna yang bersangkutan atau menyembunyikan komentar/kirimannya jika Anda merasa bahwa ia atau kirimannya mengganggu.

  • Alihkan perhatian Anda. Jika kebebalan seseorang mengganggu Anda dan Anda tidak bisa menjauh darinya, cobalah alihkan perhatian dengan berfokus pada pekerjaan, hobi, atau hiburan lain. Pengalihan perhatian seperti itu juga bisa membuat Anda merasa lebih nyaman jika ternyata Anda masih memikirkan tentang komentar atau ucapan bodohnya, lama setelah komentar atau ucapan tersebut dilontarkan.

Jagalah agar situasi keluarga tetap damai. Jika orang bebal yang membuat Anda terganggu adalah kerabat dekat, tentunya Anda tidak bisa begitu saja mengabaikan atau menjauhinya. Sebisa mungkin, fokuskan diri untuk bersikap sopan dan sensitif, dan cobalah redakan situasi-situasi yang bisa memicu hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, Anda bisa mencoba:

  • Mengubah topik pembicaraan. Alihkan topik pembicaraan dari hal-hal yang mendorong orang yang bersangkutan untuk tetap bersikap bebal. Anda juga bisa memberi tahu bahwa Anda ingin menghindari konflik dan melupakan topik sebelumnya: “Aku tidak ingin berdebat jadi, ayo kita ganti topik pembicaraan ini dan membicarakan tentang hal lain.”
  • Buatlah pengalihan. Ajaklah ia memainkan pemainan yang disukai, menonton televisi, atau kegiatan-kegiatan lain untuk mengubah suasana hati dan topik.
  • Gunakan lelucon. Tawa dapat meredakan ketegangan dan mengalihkan perhatian. Anda bisa menceritakan lelucon atau cerita lucu untuk menjaga ketenangan situasi dan mengabaikan anggota keluarga yang bebal.
  • Tunjukkan simpati pada anggota keluarga yang lain. Jika ada anggota keluarga yang lain yang merasa terganggu dengan kebebalan seseorang, Anda bisa saling berbagi keluh kesah tentang kekesalan yang dirasakan. Meskipun demikian, fokuskan diri untuk membahas tentang komentar atau ucapan bodoh yang diutarakan, bukan untuk mengkritik atau menyerang orang yang bermasalah tersebut.

Jaga profesionalitas Anda di tempat kerja. Jika Anda menghadapi kebebalan seseorang di tempat kerja, jalani kesibukan dan fokuskan diri pada pekerjaan agar Anda tidak terus menerus memikirkan orang tersebut sampai kemarahan Anda tersulut dan Anda tidak bisa bekerja dengan baik.
  • Anda bisa menggunakan pekerjaan sebagai alasan untuk meninggalkan orang yang melontarkan komentar bebal. Jika rekan kerja Anda mengatakan hal yang bebal dalam percakapan dan Anda ingin menjauh darinya, cobalah katakan, misalnya, “Wah! Aku ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Sepertinya aku harus kembali bekerja sekarang.”
  • Dengan memberi tanda bahwa Anda tidak ingin diganggu bisa mencegah rekan kerja mengganggu Anda dengan komentar-komentar bebal sejak awal. Sebagai contoh, jika Anda diperbolehkan mengenakan fon kepala (headphone) ketika bekerja, hal tersebut dapat menahan orang lain agar tidak mengganggu Anda.
  • Meditasi, latihan pernapasan, atau bahkan istirahat singkat dapat membantu menenangkan diri dan mencegah agar komentar-komentar bebal yang dilontarkan rekan kerja tidak mengganggu. Cobalah luangkan beberapa menit sebanyak satu atau dua kali dalam hari kerja untuk menjauhkan diri dari situasi dan menjernihkan pikiran dengan metode-metode tersebut.
  • Carilah rekan kerja yang dipercaya untuk mencurahkan isi hati atau berbagi keluh kesah tentang rekan kerja yang bebal. Pastikan Anda berfokus pada komentar-komentar bebal yang ia lontarkan, dan bukan untuk mengkritik atau menyerang rekan kerja yang bebal tersebut.
  • Hindari pertentangan secara terbuka di tempat kerja. Berdebat dengan rekan kerja karena komentar bebal yang ia lontarkan tidak hanya memicu kemarahan Anda, tetapi juga membuat Anda tampak kurang profesional dan, bahkan, dapat membahayakan posisi Anda jika situasi memanas.
Lihatlah situasi dari sudut pandang orang lain. Pikirkan apa yang mungkin mendorong orang tersebut untuk berpikir dalam sudut pandang atau cara yang ia tunjukkan, dan cobalah tunjukkan pemahaman Anda terhadapnya.
  • Pikirkan tentang latar belakang orang tersebut dan apa dampaknya terhadap sudut pandangnya. [2]
  • Tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang aku rasakan jika aku menjadi orang tersebut, atau berada pada situasi ini?” [3]
Tunjukkan empati. Ingatkan diri sendiri bahwa setiap orang memiliki kekurangannya masing-masing, dan tidak ada dua orang yang bisa melihat segala sesuatu dalam sudut pandang yang benar-benar sama. Selain itu, ingatlah bahwa tidak semua orang mengetahui semua hal, dan Anda sendiri pun mungkin tidak mengetahui beberapa hal (atau bersikap bebal ketika membicarakan tentang topik-topik tertentu). [4] Dengan pola pikir seperti itu, Anda bisa memaafkan atau mengabaikan kebebalan orang lain.
  • Pikirkan momen ketika Anda mengatakan hal yang bodoh atau bebal. Seperti apa reaksi orang lain yang mendengarnya? Apa reaksi yang Anda harapkan dari orang lain? [5]
  • Pikirkan cara untuk menerima, memahami, dan berbagi perasaan dengan orang yang mengganggu Anda. [6] Pilihlah penggunaan kata secara hati-hati ketika berbicara dengannya. Gunakan nada bicara yang tidak menuduh dan katakan, misalnya, “Hmm.. biar kuulangi untuk mengetahui apa aku memahaminya dengan benar...” atau “Jadi, kamu mengatakan bahwa ...” [7]
Jadilah sosok yang lebih baik. Banyak orang berkata bahwa Anda tidak bisa mengubah orang lain; cukup diri sendiri. [8] Perlu diingat bahwa orang yang bebal bisa jadi hanya enggan mengubah pandangannya atau mencoba memahami sudut pandang Anda. Daripada membiarkan kemarahan terpancing dan merasa tertekan karena ingin mengubah apa yang tidak bisa Anda ubah, fokuskan diri untuk mencontohkan nilai-nilai baik yang Anda junjung, seperti keterbukaan, toleransi, dan pengendalian diri.
  • Ada dua masalah yang memicu konflik dalam komunikasi: perbedaan objektif (faktual) dan masalah emosional yang terkait dengan perbedaan tersebut.[9] Anda mungkin tidak bisa mengubah pandangan keliru orang yang bersangkutan terhadap fakta yang ada, tetapi Anda bisa mengubah perasaan Anda terhadap kebebalannya.

BOTOL YANG KOSONG NYARING BUNYINYA



Orang yang cerdas pendiam karena mereka mereka cerdas, sangat cerdas, dan benar-benar cerdas.

  1. Berbicara hanya mengajarimu sedikit atau tidak sama sekali. Jauh lebih mencerahkan baik dalam jangka pendek dan panjang untuk mendengarkan dan memperhatikan.
  2. Orang-orang mendengarkanmu ketika kamu berteriak dan memperhatikan ketika kamu berbisik. Pahami bagaimana orang berperilaku ketika kamu berbicara dengan lembut namun jelas. Jangan salah membedakan antara berbicara halus dengan menggumam.
  3. Orang-orang yang berbicara halus atau menyanyi dengan halus atau memainkan instrumen musik (termasuk suara) dengan halus bisa meraih tingkat kehalusan dimana terlalu banyak desibel menjadi kacau dan tidak nyaman secara fisik.
  4. Sebuah pikisan yang tenang dan lembut biasanya bisa menemukan waktu untuk menangani permasalahan paling membingungkan dan paling tidak memunculkan beberapa ide. Jika kamu bisa melihat arus listrik di saraf otak orang yang sangat cerdas, kecil kemungkinan kamu akan namun area yang runcing. Terlalu tidak ekonomis.
  5. Kelembutan dan ketenangan secara umum dikaitkan dengan keamanan dan kenikmatan pribadi. Orang-orang yang dianggap memiliki kebiasaan berteriak dan membentak memiliki teman simpatik yang lebih sedikit dan mereka dapat menyinggung banyak musuh yang tidak simpatik.
  6. Ketika seorang pendiam menaikkan nada suaranya pada tingkatan yang dianggap orang sebagai biasa, suaranya mungkin terdengar sangat nyaring bagi pendengar yang terbiasa mendengarkan pembicara tersebut. Karya seni dan simfoni yang bagus menyeimbangkan suara tinggi dan lembut pada efek serebral yang maksimum.
  7. Menjadi tenang tidak berarti bahwa orang cerdas tidak bisa bersuara parau bahkan terkadang melengking, dan ketika mereka melakukan itu, semua kenalannya langsung menyadarinya, seolah seperti sebuah klakson Perancis berubah menjadi instrumen piccolo.
  8. Ngomong-ngomong, di sekolah Amerika, para siswa diminta untuk berbicara, dan di kebanyakan sekolah untuk berbicara lantang. Seringkali berlawanan dengan sekolah di Cina dan sekolah di Asia lainnya. Orang Amerika mungkin terkecoh dengan sikap ini dengan mengira bahwa pendiam tidak begitu cerdas. Jelas bukan itu masalahnya. Pelajar Cina di sekolah Amerika akan segera menyadari perbedaan budaya dan akhirnya meningkatkan nada suaranya pada saat berbicara.

Apa kelemahan orang cerdas yang paling umum?

Jika orang cerdas hanya secara akademik, maka mungkin kelemahannya adalah komunikasi dan pergaulan. Kebanyakan orang cerdas kesulitan bergaul, mereka memakai waktunya untuk diri mereka sendiri. Mungkin mereka bisa public speaking, tapi dalam hal komunikasi mereka lemah.
  • mencatat definisi dari Psychology Today: "kepercayaan diri adalah percaya pada diri sendiri, keyakinan bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup agar berhasil—dan kemauan untuk bertindak demikian. menjadi percaya diri membutuhkan rasa realistis dari kemampuan seseorang dan merasa aman dengan pengetahuannya. memproyeksi kepercayaan membantu orang mendapatkan kredibilitas, buat kesan pertama yang kuat, menghadapi tekanan, dan mengatasi diri dan tantangan profesional. itu juga sifat yang menarik, karena kepercayaan diri membantu membuat orang lain merasa nyaman.
  • kontras dengan "efek Dunning-Kruger adalah bias kognitif dimana orang salah menilai pengetahuan atau kemampuan mereka dalam bidang tertentu secara keliru. ini cenderung terjadi karena kurangnya kesadaran diri mencegah mereka menilai keterampilan mereka sendiri secara akurat." [sumber yang sama]

mereka selalu menyadari ketidakpastian, karena anda memperhitungkan semua faktor, alam dengan ramah akan mengajari anda tentang hal baru.

tambahan, kebanyakan dari kami berkomitmen untuk belajar seumur hidup, karena kami menyadari bahwa hampir tidak ada bidang pengetahuan dimana anda dapat mempelajari segala sesuatu yang perlu diketahui.

  • dan jika anda tidak mengetahui segalanya, ada potensi untuk "tidak mengetahui yang tidak diketahui" untuk menggagalkan rencana yang telah dipikirkan dengan baik.

disamping itu, kadang kala kita dapat cukup yakin bahwa sesuatu yang kita usulkan akan berhasil, karena kita telah berhasil mengerjakan pekerjaan rumah kita. perhatikan kalimatnya "cukup yakin" …

  • jika saya 100% percaya diri, biasanya itu sesuatu yang relatif sepele, bahkan jika itu tampak seperti ilmu roket atau sihir bagi anda.
  • banyak orang "pintar" masuk dalam kategori "kutu buku" atau "sekumpulan orang aneh" dengan semua stigma sosial yang menyertainya. jadi tumbuh banyak orang yang canggung di sekitarnya, dan efek itu bertahan hingga dewasa sampai pada tingkat tertentu.

Kamis, 14 Juli 2022

Apa yang bisa dipelajari tentang kepribadian seseorang hanya dengan mengamati mereka?

  1. Orang yang percaya diri ialah seseorang yang rendah hati, menghargai semua orang, tanpa membedakan siapapun.
  2. Pelajaran hidup terbaik berasal dari bagaimana kita sembuh dan bangkit dari keterpurukan.
  3. Orang yang benar benar kaya tidak akan memamerkan apa yang mereka miliki. Meskipun orang lain menyadarinya, mereka akan tetap rendah hati.
  4. Seseorang yang senang berteriak dan membicarakan hal yang tidak penting adalah orang yang tidak percaya diri. "tong kosong nyaring bunyinya".
  5. Seseorang yang selalu tersenyum bahkan kepada orang asing adalah orang yang tidak peduli dengan apa yang orang lain pikirkan.
  6. Seseorang yang bersedia untuk menanggung kesalahan adalah orang yang paling bertanggung jawab.
  7. Seseorang yang tidak dapat menunjukkan rasa simpati dan empati terhadap seorang korban adalah orang yang kejam dan sadis.
  8. Menerima kritikan secara positif dan tarus berusaha maju adalah orang yang akan mencapai prestasi yang diinginkannya.

Sabtu, 02 Juli 2022

Bagaimana ciri-ciri orang memiliki sifat good attitude?

  1. Mereka mendengarkanmu selesai berbicara, tidak memotong pembicaraan, dan akan bertanya padamu "boleh saya berpendapat?"
  2. Mereka mengerti bahwa tidak semua orang memiliki level pemahaman yg sama, ia akan cukup sabar menjelaskan lebih detail hal yg orang lain anggap sulit, sampai orang tersebut paham.
  3. Mereka tahu basic manner seperti meminta maaf, berterima kasih, dan mengucapkan kata tolong. Kemungkinan besar mereka akan menggunakan ketiganya dalam satu kalimat lengkap, "Maaf, bisa tolong ambilkan tas saya yang ada di meja depan? Terima kasih"
  4. Mereka tidak mau sibuk mengurusi hidup orang lain, sebab bagi mereka setiap orang layak dihormati dan dihargai terlepas siapa dia (level pendidikan, jabatan, atau anak siapa).
  5. Mereka terfokus pada hal-hal yg lebih berguna misalnya ide-ide yg mampu memajukan diri atau memperbaiki lingkungan. Meskipun mereka tidak masalah berada dalam kumpulan orang-orang yg senang bergosip, ia kemungkinan besar tidak nyaman mendengarkan keburukan orang lain.

Rabu, 29 Juni 2022

MAKNA TUTUR KATA BAIK

Allah SWT adalah Zat Yang Mahakuasa. Dia menunda azab kepada siapapun yang dikendaki-Nya. Dia pun dapat menimpakan azab kepada siapapun yang dimaui-Nya. Terkait itu, Nabi SAW berpesan kepada kaum Muslimin agar tidak durhaka kepada orang tua. 
Dalam sebuah hadits riwayat al-Hakim disebutkan, "Rasulullah SAW bersabda, 'Ada dua pintu petaka yang disegerakan akibatnya di dunia ini, yaitu orang yang zalim dan durhaka kepada orang tua."

Bahkan, jihad di jalan Allah (fii sabilillah) tidak akan sempurna kecuali seorang yang beriman telah memeroleh restu dari orang tuanya. Dikisahkan, suatu kali seorang pria mendatangi Nabi SAW untuk meminta izin kepada beliau agar diberangkatkan jihad

Menjaga lisan adalah salah satu akhlak yang baik dan menjadi hal yang perlu untuk dibiasakan agar lisan tidak menjadi pisau  yang dapat melukai orang lain dan diri sendiri.  Kita pernah mendengar kalimat ‘talk less do more’ yang sangat familiar di telinga. Kurangi berbicara dan perbanyaklah melakukan sesuatu. Kalimat yang singkat namun memiliki banyak pesan yang dapat diambil terutama dalam kondisi di lingkungan saat ini. Orang-orang seolah berlomba-lomba untuk melontarkan berbagai opini dan menyerang lawan bicara, namun sudahkah kita berhenti sejenak dan berfikir akan dampak dari setiap perkataan yang dikeluarkan?

Talk Less

Terlepas dari berbagai isu yang hangat dibicarakan saat ini, kita sepakat bahwa perdebatan yang hanya berujung pada keburukan atau kemudharatan adalah perilaku yang sia-sia, hanya membuang energi, waktu dan kelak membawa dampak yang buruk bagi diri sendiri jika tidak bisa dipertanggungjawabkan. Pesan dari kalimat sederhana “talk less” ini bahkan sudah disampaikan sejak zaman Nabi Muhammad `, dari Abu Hurairah a bahwa Rasulullah ` bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (H.R. Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Berkata baik atau diam, terutama pada perdebatan yang hanya membuat gaduh dan adu opini tanpa solusi, perdebatan yang mengarah pada keburukan seperti mengadu domba, memfitnah dan perilaku buruk lainnya. Hal lain yang perlu kita sadari di zaman yang serba canggih seperti saat ini adalah, kita dapat dengan mudah menebar kebaikan atau bahkan keburukan melalui jari-jari tangan kita hanya dalam seper-sekian detik. Perkataan yang harus kita pertanggungjawabkan baik di dunia maupun di akhirat kelak bukan hanya perkataan secara langsung melalui mulut, namun juga perkataan-perkataan yang tersebar di media sosial.

Permusuhan yang terus bermunculan tak jarang berawal dari perkataan-perkataan yang melukai perasaan orang lain, akan sangat indah jika kita selalu dapat menjaga perkataan dan mempertanggungjawabkan kebenarannya sebelum melontarkannya kepada orang lain, terlebih jika kita bisa mengeluarkan perkataan ataupun hal-hal positif yang bersifat membangun. Dengan demikian kita telah mengikuti ajaran Nabi Muhammad l untuk menjaga lisan dan menjaga perasaan orang lain.

Menjaga lisan agar tidak berkata kotor adalah kebaikan. Berkata (berucap) yang mengundang keridhoan Allah namun dia tidak memperhatikan apa yang diucapkan akan mendatangkan kebaikan dari Allah. Dalam riwayat disebutkan dari Abu Hurairah a, Rasulullah ` bersabda, “Sungguh ada seorang hamba berbicara dengan satu kata yang mengundang keridhaan Allah, meskipun dia tidak terlalu memperhatikannya; namun dengan sebab satu kalimat itu Allah menaikkan beberapa derajatnya. Dan sungguh ada seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang mengundang kemurkaan Allah, sementara dia tidak memperhatikannya; dengan sebab satu kalimat itu dia terjungkal di dalam neraka Jahannam”. (H.R Bukhari 6478).



Tiga Jaminan di Surga

Penulis ingin membagikan suatu pesan menarik dari artikel yang berjudul ‘1+1=5’. Jika kita bertemu dengan lawan bicara yang melontarkan perkataan-perkataan yang tidak benar, maka hendaknya kita menghindar dari perdebatan yang mungkin terjadi. “…Even if you tell me 1+1 =5, you’re absolutely correct. Enjoy” sebuah quotes yang terdengar seperti candaan namun terdapat pesan dibaliknya.

Jika seseorang berdebat dan dengan jelas kita tahu bahwa apa yang dikatakan adalah sesuatu yang salah, seperti halnya dengan mengatakan bahwa 1+1 hasilnya 5 maka kita tidak perlu menanggapinya. Dan lagi, hal ini juga sebelumnya telah disampaikan oleh Nabi Muhammad `. Dari Abu Umamah Al-Bahili a berkata, telah bersabda Rasulullah `,  “Aku menjamin sebuah rumah di surga bagian bawah bagi siapa yang meninggalkan perdebatan sekalipun dia benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di surga bagian tengah bagi siapa yang meninggalkan kebohongan sekalipun sedang bergurau. Dan aku menjamin sebuah rumah di surga bagian atasnya bagi siapa yang mulia akhlaknya.” (H.R. Abu Dawud no. 4800 dan dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 1464).

Terdapat 3 poin penting dari hadits diatas, (1) mengenai orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun dia benar. Hal ini kurang lebih sama seperti dengan ilustrasi 1+1=5 sebelumnya, tinggalkan perdebatan maka jaminan rumah di surga bagian bawah akan diperoleh. (2) orang-orang yang memperoleh jaminan yang lebih tinggi yaitu rumah di surga bagian tengah bagi mereka yang meninggalkan perkataan bohong dan sia-sia terlebih jika kita dapat menjaga perkataan-perkataan buruk yang dapat memicu perdebatan. (3) adalah rumah di surga bagian atas yaitu bagi orang-orang yang berkata baik dan berbuat sesuatu untuk memberikan manfaat bagi lingkungannya karena akhlak yang mulia.

Ketiganya adalah jaminan yang teramat baik, namun alangkah bahagianya orang-orang yang bisa merasakan surga bagian atas karena akhlaknya yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad ` dan taat atas perintah Allah `. Setiap bentuk kebaikan akan mendapatkan ganjaran kelak di akhirat dan sebagai umat Muslim kita bisa saling berlomba-lomba dalam kebaikan, salah satunya berlomba menjalin hubungan yang baik antar sesama manusia dan berusaha memberikan manfaat bagi orang lain untuk meraih keridhoan Allah

Tidak Selamanya Diam

Mengurangi berbicara atau menghindari perdebatan bukan berarti selamanya harus diam, setidaknya kita bisa melihat mana pembicaraan yang sehat untuk diluruskan dan mana perdebatan yang hanya memicu permusuhan antara kedua belah pihak. Berpendapat juga banyak dibutuhkan untuk menghasilkan suatu solusi karena Nabi pun mengajarkan kita untuk selalu bermusyawarah dan tidak egois dalam mengambil keputusan. Pada intinya kita akan menjadi pribadi yang lebih dewasa ketika kita dapat memilih forum yang tepat untuk berdiskusi dan bertukar pikiran serta dapat menghindari adu mulut yang berujung perselisihan.

Do More

Zaman milenial seperti sekarang ini dibutuhkan banyak kreatifitas dibandingkan sibuk mengkritik dan mengeluh dengan keadaan, apalagi saat ini orang-orang bisa mendulang kesuksesan tanpa pendidikan formal yang tinggi. Sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri ketika pada beberapa kasus, pendidikan formal dapat dikalahkan dengan kreatifitas. Namun, bukan berarti pendidikan formal dapat dengan mudah dikalahkan, faktanya masih banyak kebutuhan akan skill khusus yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang beruntung dapat mengenyam pendidikan tinggi.

Menjadi milenials yang sukses agaknya tidak bisa selalu bergantung kepada gelar pendidikan saja, namun kita perlu mencari potensi diri yang dapat kita kembangkan terutama jika dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. Berbagai kemudahan teknologi seperti membuka peluang yang besar untuk melakukan kreatifitas, terutama dengan adanya media sosial yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan positif termasuk berdakwah. Berdakwah tidak hanya dilakukan oleh para penceramah, sebagai umat muslim yang termasuk dalam generasi milenial kita dapat berdakwah dengan berbagai cara yang lebih kreatif, baik dengan menebar pesan-pesan positif melalui postingan medsos atau melalui kegiatan-kegiatan sosial yang banyak diminati oleh masyarakat.

Berkontribusi dalam berbagai macam kegiatan positif dapat dimulai dari diri sendiri. Mulai membiasakan diri untuk lebih banyak berbuat dibandingkan mengeluh dan mulai disiplin untuk mengerjakan hal-hal kecil yang menjadi kewajiban kita. Jika sudah dimulai dari diri sendiri, maka kita dapat dengan  mudah ikut berkontribusi dalam kegiatan yang lebih besar baik di lingkungan kampus, tempat kerja, hingga di lingkungan masyarakat.

Kita bisa memilih menjadi orang yang menebar keburukan dan kebencian melalui lisannya atau menjadi orang yang dapat menebar kebaikan melalui perkataan yang positif dan menebar manfaat dengan melakukan hal-hal yang kreatif.  Wallรขhu a’lam bish-shawwab.[]

Rasulullah SAW pun bertanya kepadanya, "Apakah kedua orang tua engkau masih ada (hidup)?"

"Iya, wahai Rasulullah," jawab si pria.

"Berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya," ujar Nabi SAW.

Setidak-tidaknya, lisan dan wajah selalu mendatangkan ketentraman ke dalam hati orang tua. Kadangkala, ada suatu keluarga yang di dalamnya si anak lebih saleh daripada orang tuanya. Dalam hal ini, tetap saja tidak dibenarkan untuk mencela mereka.

Ali bin Abi Thalib berwasiat mengenai hal itu, "Janganlah engkau menggunakan kefasihan bicaramu (mendebat) di hadapan ibumu yang dahulu telah mengajarimu berbicara." Maknanya, pengetahuan agama yang diperoleh sang anak hendaknya dikomunikasikan dengan cara-cara yang santun kepada orang tua yang masih tertutup hatinya.

Misalnya, dengan meyakinkan kepada mereka melalui perbuatan-perbuatan, tidak hanya lisan. Bahwa kehidupan si anak lebih tertata dan akhlaknya kian baik setelah mendalami ilmu-ilmu agama. Ditambah pula dengan berdoa kepada Zat Yang Maha-membolak-balikkan hati. Semoga hidayah-Nya menyinari kalbu kedua orang tua.